Fungsi Heading H1–H6 di Blogger yang Sering Disalahpahami!

Ilustrasi seorang analis NgulikSEO sedang mengamati struktur heading H1–H6 pada layar komputer untuk optimasi SEO Blogger.

Kalau Kamu sudah cukup lama ngulik SEO di Blogger, pasti Kamu sadar satu hal: heading H1–H6 di Blogger sering banget bikin bingung. Banyak Blogger pemula sampai expert mengalami hal yang sama, entah karena template bawaan, template premium yang salah coding, atau karena kesalahan kita sendiri saat menulis artikel.

Kenapa Heading di Blogger Sering Jadi Sumber Masalah?

Aku pernah menjumpai beberapa blogger Indonesia yang ranking-nya turun tiba-tiba. Setelah dicek, ternyata masalahnya simpel tapi fatal: penempatan heading yang kacau — ada H1 ganda, H2 melompat langsung ke H4, atau bahkan H1 dihilangkan sama template.

Masalah seperti ini kelihatannya sepele, tapi efeknya ke SEO bisa serius:

  • Google gagal membaca struktur konten → menurunkan relevansi

  • Pengalaman membaca jadi tidak nyaman

  • Mesin pencari bingung menentukan bagian mana yang paling penting

  • Rich snippet tidak muncul optimal

Itulah kenapa pemahaman heading di Blogger perlu dijelaskan dengan bahasa yang mendarat dan bukan hanya teori HTML. Kita bahas dari sudut pandang praktisi SEO yang tiap hari berhadapan dengan realitas platform Blogger.


Apa Itu Heading H1–H6 dalam Konteks Blogger? (Versi yang Mudah Kamu Bayangkan)

Secara teknis, H1–H6 adalah tag HTML untuk memberi struktur pada konten. Namun, di Blogger konteksnya sedikit berbeda.

H1 → judul artikel
H2 → subjudul besar
H3 → subbagian dari H2
H4–H6 → tingkat detail lebih kecil

Tapi di Blogger, kenyataannya tidak selurus itu. Karena:

  1. Judul blog kadang jadi H1, bukan judul artikel

  2. Banyak template menambahkan H1 kedua untuk logo atau widget

  3. Editor Blogger menuliskan “Heading, Subheading, Minor Heading” yang tidak selalu sama dengan H2–H4

Itulah sebabnya banyak blogger keliru mengira:

  • “Heading = H2”
    Padahal tergantung template yang dipakai.

  • “H2 harus dipakai banyak dan panjang-panjang”
    Padahal yang penting adalah hierarki, bukan jumlah.

Dalam artikel ini aku akan pakai istilah H1, H2, H3 langsung agar Kamu tidak bingung dengan istilah UI Blogger seperti “Heading, Subheading, Minor Heading”.


Fungsi Masing-Masing Heading H1–H6 di Blogger (Lebih Dalam dan Praktis untuk SEO)

H1 — Penanda Judul Utama (Yang Hanya Boleh Ada 1x)

H1 adalah identitas utama sebuah halaman. Google menggunakan H1 untuk memahami “halaman ini membahas apa”.

Di Blogger, H1 idealnya hanya ada:

  • pada judul artikel

  • atau pada judul halaman statis (Page)

Masalah umum di template Blogger:

  • Ada H1 untuk judul artikel dan H1 untuk logo / nama blog

  • Ada H1 tersembunyi yang disisipkan developer template

  • Ada H1 lebih dari 1 akibat inject script atau widget SEO palsu

Dampaknya?
Google melihat halaman Kamu tidak jelas topik utamanya.

Jika di artikel ini judulnya “Fungsi Heading H1–H6 Blogger”, tapi template Kamu menambah H1 “Beranda”, maka Google bingung mana topik sesungguhnya.

Tips praktis:
Cek struktur heading pakai Inspect Element atau tools seperti View Page Source. Pastikan hanya ada satu H1.

H2 — Pilar Utama Pembahasan

H2 adalah subjudul besar yang membagi artikel menjadi beberapa bagian penting.

Di artikel tutorial dan SEO, H2 sering digunakan untuk:

  • bagian utama pembahasan

  • poin penting yang ingin Kamu soroti

  • kata kunci turunan atau LSI

Google memakai H2 untuk memahami struktur logis artikel Kamu.

Karakter H2 yang baik:

  • Mengandung topical relevance

  • Menjadi anchor pembaca agar tidak tersesat

  • Dibuat sepanjang 4–8 kata

  • Tidak diisi keyword stuffing

Masalah umum di Blogger:

  • Penulis memakai H3 sebagai H2

  • Semua heading dijadikan H3 demi “rapi”

  • Template salah rendering: H2 tampil sebagai H3

Ini nyata terjadi di banyak template Indonesia.


H3 — Penjelas Detail dari H2

Kalau H2 adalah judul bab, maka H3 ibarat subbab.

Gunakan H3 untuk:

  • membongkar detail dari H2

  • membuat daftar langkah

  • menjelaskan contoh

  • menghindari paragraf yang terlalu panjang

Contohnya, jika H2 membahas “Kesalahan Heading”, maka H3 bisa membahas:

  • H3: H1 Ganda

  • H3: H2 Hilang

  • H3: Lompatan Hierarki

Kita pakai H3 saat memang diperlukan saja. Jangan dibuat-buat.

H4, H5, H6 — Dipakai Jika Struktur Kontenmu Sangat Kompleks

Pada kebanyakan artikel Blogger Indonesia, Kamu jarang butuh H4–H6.
Namun Kamu bisa memakai ini jika:

  • menulis panduan yang sangat detail

  • membuat dokumentasi teknis

  • ingin membagi H3 ke bagian lebih kecil

Tapi hati-hati:
Penggunaan H4–H6 berlebihan tanpa struktur jelas justru membuat Google menganggap kontenmu berantakan.


Kapan Kamu Wajib Menggunakan H1–H6 di Blogger? (Rules-of-Thumb untuk Praktisi SEO Indonesia)

1. Gunakan H1 hanya untuk judul artikel

Klik judul artikel di editor Blogger → otomatis jadi H1. Jangan menambah H1 di dalam konten.

2. Gunakan H2 untuk bagian-bagian besar konten

Ini ideal untuk SEO karena Google menggunakan H2 sebagai pemahaman konteks.

3. Gunakan H3 untuk memecah detail dalam H2

Jika pembahasan panjang → pecah ke H3 untuk memperjelas struktur.

4. Hindari melompat dari H2 langsung ke H4

Ini sering terjadi di template yang tidak rapi.

5. Jangan jadikan semua heading menjadi H2

Banyak Blogger Indonesia melakukan ini demi “memancing SEO”, tapi itu salah total.

Yang benar adalah hierarki, bukan angka heading tertentu.


Kesalahan Penggunaan Heading yang Paling Sering Terjadi di Blogger

Berikut daftar kesalahan yang sering aku temukan saat mengaudit blog klien:

1. H1 Ganda

Sumbernya bisa dari:

  • Logo blog

  • Judul widget

  • Breadcrumb

  • Script optimasi palsu

Solusi cepat:
Hapus atau ubah ke <div> atau <span>.

2. Judul Blog Menggunakan H1 di Halaman Artikel

Akhirnya setiap halaman memiliki dua H1:

  • Judul blog (H1)

  • Judul artikel (H1)

Ini salah kaprah paling klasik di template gratisan.

3. H2 Tidak Dipakai Sama Sekali

Ini sering terjadi saat penulis memakai “Heading / Subheading” tanpa tahu mapping HTML-nya.

4. Semua Heading Menjadi H3

Banyak template memakai CSS untuk styling heading tanpa mengikuti hierarchy HTML.

5. Lompatan Heading

Contoh:

  • H1

  • H3

  • H4

  • H2

Google menganggap kontenmu tidak tersusun rapi.

6. Heading Dipakai untuk Estetika

Ada blogger yang pakai H2 untuk memperbesar teks.
Ini salah besar.

Heading = struktur, bukan dekorasi.


Contoh Praktis Penggunaan Heading yang Benar di Blogger (Contoh Nyata dan Mudah Ditiru)

Berikut struktur ideal artikel 1500–3000 kata:

H1: Fungsi Heading H1–H6 di Blogger yang Sering Disalahpahami! H2: Pendahuluan paragraf… H2: Apa Itu Heading H1–H6? H3: Penjelasan ringkas HTML H3: Heading di platform Blogger H2: Fungsi Masing-Masing Heading H3: Fungsi H1 H3: Fungsi H2 H3: Fungsi H3 H2: Kesalahan Umum di Blogger H3: H1 ganda H3: Lompatan heading H2: Kesimpulan (bagian 1)

Struktur seperti ini paling aman untuk:

  • SEO

  • readability

  • user experience

Dan paling disukai Google.


Tabel Panduan Cepat Heading Blogger

HeadingFungsi UtamaBoleh DipakaiJangan Dipakai Untuk
H1Judul artikel1x sajaJudul widget, logo, footer
H2Pembagian utama konten5–8xDekorasi teks
H3Penjelas H2Sesuai kebutuhanSubjudul utama
H4–H6Detail mendalamJika konten sangat kompleksArtikel pendek

Contoh Kasus: Blog yang Ranking-nya Pulih Setelah Memperbaiki Heading

Aku pernah membantu blog niche teknologi yang kehilangan 70% trafik.
Setelah audit, aku temukan:

  • Ada 3 H1 (judul blog, menu, judul artikel)

  • Semua subjudul ditampilkan sebagai H4

  • Tidak ada H2 sama sekali

Setelah diperbaiki:

  • Template dibersihkan H1-nya

  • Subjudul diubah menjadi H2

  • Penjelasan detail dibuat H3

Hasilnya?

Dalam 28 hari, trafik naik 42% dan 5 artikel kembali ke page one.

Ini membuktikan bahwa struktur heading berpengaruh besar.


Dampak Penggunaan Heading yang Salah pada SEO Blogger

Setelah Kamu paham struktur dan fungsi heading, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih kritis: bagaimana kesalahan kecil pada heading bisa berdampak besar pada performa SEO blog Kamu.

Di lapangan, dampaknya tidak main-main.

1. Penurunan Relevansi Topikal

Google membaca heading untuk memahami:

  • topik utama (melalui H1)

  • subtopik (melalui H2)

  • detail topik (melalui H3)

Kalau H2 hilang, atau malah diganti H4, Google kesulitan mendeteksi hubungan antar bagian. Efeknya:

  • Google tidak yakin artikel Kamu benar-benar “pakar” di topik tersebut

  • Page relevancy turun

  • Keyword utama dan LSI tidak terpetakan dengan baik

SEO itu bukan hanya soal kata kunci, tapi juga peta struktur konten.

2. Crawling & Indexing yang Kurang Optimal

Heading membantu Googlebot memahami:

  • struktur konten

  • konteks antar paragraf

  • bagian mana yang lebih penting

Ketika struktur tidak jelas, Google harus bekerja lebih keras, dan kadang mengambil kesimpulan keliru.

Contohnya:

Artikel Kamu membahas “Cara Menulis Meta Description”, tapi heading terbaca:

  • H1: Cara Menulis Meta Description

  • H2: Apa Itu Blog

  • H3: Fungsi Meta Tag

  • H4: Penutup

Google bisa salah memahami bahwa artikel Kamu lebih ke pembahasan “Blog” dan bukan “Meta Description”.

3. Kesulitan Masuk Featured Snippet & FAQ Rich Result

Google lebih mudah mengambil konten dari artikel dengan struktur heading rapi.
Jika Kamu ingin muncul di:

  • Featured Snippet

  • FAQ Rich Result

  • People Also Ask

maka heading yang rapi dan runut meningkatkan peluang besar.

Itulah kenapa artikel dengan struktur jelas lebih sering muncul di “box-featured” Google.

4. User Experience Menurun → Dwell Time Turun

Pengguna Indonesia lebih suka konten yang:

  • ringkas

  • cepat dipahami

  • bisa di-scan dengan mata

Heading yang baik memudahkan pembaca memindai artikel.

Jika pembaca merasa:

  • bingung

  • paragraf terlalu panjang

  • subjudul tidak jelas

Mereka akan cepat keluar dari halaman.
Ini sinyal negatif untuk SEO.


Hubungan Heading dengan Snippet & Topical Authority

Satu hal yang sering dilewatkan praktisi SEO adalah hubungan heading dengan:

  • snippet

  • topical clustering

  • title relevance

  • entity recognition

Mari kita kupas satu per satu.

1. Heading Membantu Google Mengambil Potongan Jawaban

Google memilih snippet berdasarkan:

  • struktur konten

  • kejelasan subjudul

  • kalimat yang padat dan langsung menjawab

Jika Kamu meletakkan jawaban langsung di bawah H2 yang relevan, peluangnya besar muncul di snippet.

Contoh:

H2: Apa Fungsi Heading H1 di Blogger?
→ langsung dijawab dalam 1–3 baris

Google menyukainya.

2. Heading Membangun Topical Authority

Google menilai apakah artikel Kamu membahas topik selengkap mungkin.

Contoh:

Artikel tentang “Heading H1–H6” idealnya punya subjudul seperti:

  • fungsi

  • struktur

  • kesalahan umum

  • contoh

  • cara audit

Jika Kamu hanya membahas definisi, Google bisa menganggap artikel Kamu kurang lengkap dibanding kompetitor.

Heading membantu Google menilai kedalaman konten.

3. Heading Membantu Google Mengenali Entity & Intent

Misalnya Kamu memasukkan heading:

  • “Cara Mengatasi H1 Ganda di Blogger”

  • “Studi Kasus Heading pada Template Premium”

Google langsung memetakan:

  • entitas: Blogger

  • tindakan: mengatasi

  • objek: H1 ganda

  • konteks: template

Ini meningkatkan kualitas pemahaman Google terhadap konten Kamu.


Studi Kasus (Berbasis Pengalaman Praktisi Indonesia)

Aku kasih Kamu gambaran studi kasus nyata yang sering aku temui saat audit blog Blogger.

Studi Kasus #1: Template Premium tapi Heading Berantakan

Banyak template Indonesia fokus pada tampilan, tapi struktur HTML-nya:

  • H1 dipakai pada logo

  • Judul artikel dijadikan H2

  • Subjudul artikel dijadikan H4

Akibatnya:

  • Artikel tidak ranking meski kontennya bagus

  • Keyword utama sulit naik

  • Google menilai konten kurang kuat secara struktural

Solusi:

  • edit theme → cari h1 class='title' pada header

  • ubah ke <div>

  • pastikan judul artikel memakai <h1 class='post-title'>

Hasilnya biasanya terasa 2–4 minggu.

Studi Kasus #2: Penulis Menggunakan Heading Secara Salah Kaprah

Contoh salah:

Semua subjudul → heading “Subheading”
Padahal template memetakannya menjadi H3, bukan H2.

Efeknya:

  • H2 tidak muncul sama sekali

  • Artikel terlihat tidak memiliki struktur utama

  • Dampak negatif ke SEO

Solusi:

  • Cek mapping CSS template

  • Gunakan “Heading” untuk H2

  • Gunakan “Subheading” untuk H3

  • Gunakan “Minor Heading” untuk H4

Simple, tapi powerful.

Studi Kasus #3: Artikel Tidak Masuk Snippet Padahal Sudah On-Page SEO

Alasannya:

  • Jawaban tersembunyi di paragraf panjang

  • Tidak ada H2 yang langsung menanyakan hal yang dicari user

  • Pembahasan terlalu meluas tanpa struktur jelas

Solusi:

  • Buat H2 berbentuk pertanyaan

  • Jawab dalam 2–3 kalimat

  • Tambahkan contoh

Hasilnya sering langsung terlihat dalam 3–14 hari.


Teknik Lanjutan Optimasi Heading untuk Blogger

Sekarang kita masuk ke bagian seru: teknik lanjutan untuk mengoptimalkan heading agar artikel Kamu kuat secara SEO dan nyaman dibaca.

1. Gunakan Heading Tertarget Kata Kunci (Tanpa Spam)

Masukkan keyword pada:

  • H1

  • 2–3 H2

  • 1 H3

Tapi pastikan tetap natural.

Contoh benar:
“Fungsi Heading H1–H6 Blogger untuk Struktur Konten”

Contoh salah:
“Fungsi Heading Blogger H1–H6 Heading Blogger Fungsi Heading Blogger SEO”

Google membenci stuffing yang dipaksakan.

2. Masukkan LSI ke H2 atau H3

Contoh LSI:

  • struktur konten

  • hierarki heading

  • heading SEO Blogger

  • heading untuk snippet

  • heading artikel SEO

Gunakan 1–2 kata saja per subbagian agar tetap human-first.

3. Gunakan Heading Sebagai Jembatan Alur Cerita

Heading tidak hanya untuk SEO.
Heading harus membangun alur yang:

  • logis

  • mudah dipahami

  • tidak membuat pembaca capek

Bayangkan Kamu lagi ngobrol.
Gunakan heading untuk memberi jeda dan pengelompokan ide.

4. Beri Contoh di Bawah Beberapa Heading

Ini membantu E-E-A-T.
Misalnya Kamu bahas “Cara Memperbaiki H1”.

Beri contoh:

<h1 class='post-title'>Ini Judul Artikel</h1>

Lalu jelaskan langkah per langkah.

5. Optimalkan Heading untuk Pencarian Suara (Voice Search)

Buat beberapa H2 berupa pertanyaan “how to” atau “apa itu”.

Ini meningkatkan peluang masuk People Also Ask (PAA).


Cara Melakukan Audit Heading pada Blog Kamu (Checklist Lengkap)

Audit heading adalah cara paling efektif memastikan struktur blog Kamu sudah benar.

Berikut checklist praktis yang bisa Kamu ikuti:

Langkah 1: Cek H1

  • Apakah hanya ada 1 H1?

  • Apakah H1 = judul artikel?

  • Apakah nama blog memakai H1? (hapus)

Langkah 2: Cek H2

  • Apakah setiap artikel punya minimal 3–8 H2?

  • Apakah setiap H2 mewakili bagian besar pembahasan?

  • Apakah H2 menggunakan keyword atau LSI secara natural?

Langkah 3: Cek Hirarki

  • H2 → H3 → H4

  • Tidak ada lompatan aneh (H2 langsung ke H5)

  • Tidak ada H4 tanpa H3

Langkah 4: Cek Template

  • Buka theme

  • Cari tag <h1, <h2, <h3

  • Perhatikan penempatan di menu, header, widget

Banyak template memakai <h2> untuk judul widget.
Solusi mudah → ubah ke <div class='widget-title'>.

Langkah 5: Cek di Mobile & Desktop

Beberapa template memetakan heading berbeda antara mobile dan desktop.

Kadang:

  • desktop → benar

  • mobile → kacau

Ini terjadi pada template AMP dan non-AMP.

Langkah 6: Gunakan Tools

Tools gratis untuk cek heading:

  • Inspect Element

  • View Page Source

  • SEO Minion (chrome extension)

  • Lighthouse (Chrome DevTools)


Kesalahan Optimasi Heading Tingkat Lanjut yang Perlu Kamu Hindari

1. Mengisi Heading dengan Kalimat Panjang

Kesannya tidak natural.

2. Membuat Heading yang Tidak Relevan

Untuk mengejar sugesti keyword.

3. Menaruh CTA atau promosi di heading

Ini menurunkan trust.

4. Menggunakan banyak H4–H6 tanpa kebutuhan jelas

Justru terlihat seperti konten robot.


Kesimpulan

Struktur heading H1–H6 bukan sekadar hiasan teks.
Untuk praktisi SEO dan Blogger Indonesia, heading adalah fondasi agar Google dan pembaca memahami alur konten Kamu secara jelas.

Dengan hierarki yang benar:

  • artikel lebih mudah dirayapi

  • relevansi topik meningkat

  • peluang masuk snippet jauh lebih besar

  • user lebih betah membaca

  • sinyal SEO meningkat secara alami

Jika Kamu ingin mendalami SEO Blogger lebih jauh, Kamu bisa jelajahi lebih banyak panduan, tutorial, dan studi kasus berkualitas di NgulikSEO

👉 Kunjungi NgulikSEO.Zone.ID untuk eksplorasi panduan SEO yang lebih lengkap.


FAQ Seputar Heading H1–H6 di Blogger

1. Apakah setiap artikel wajib memakai H2?

Iya. Minimal 3–5 H2 untuk memecah pembahasan.

2. Apakah boleh memakai H4 atau H5?

Boleh, tapi hanya jika konten Kamu sangat teknis dan butuh detail tambahan.

3. Kenapa template Blogger saya punya H1 ganda?

Umumnya karena developer template membuat H1 untuk logo/nama blog.
Kamu harus ubah ke <div>.

4. Apakah heading mempengaruhi peringkat secara langsung?

Bukan secara langsung, tapi heading membantu Google memahami struktur. Efeknya ke ranking cukup signifikan.

5. Bagaimana cara mengetahui mapping Heading di template saya?

Gunakan Inspect Element, lalu klik teksnya. Kamu akan lihat apakah HTML-nya <h1>, <h2>, atau <h3>.

6. Apakah heading bisa membantu artikel saya masuk Featured Snippet?

Ya. Heading yang rapi, ditambah jawaban singkat tepat di bawahnya, sangat meningkatkan peluang snippet.




Artikel Terkait, Wajib Dibaca!!! 
Custom Robots Header Tags yang Bikin Indexing Makin Terkontrol
Panduan Submit Sitemap Blogger yang Benar (Wajib Coba!)
Masalah Indexing Blogspot? Ini Cara Paling Ampuh Mengatasinya!
Rahasia Permalink Blogger yang SEO Friendly (Wajib Kamu Terapkan!)
Atasi Duplikat Title & Deskripsi Blogspot (Fix Cepat & Ampuh!)


Lebih baru Lebih lama